Rabu, 28 Mei 2014

Tujuan dan Manfaat

Bagi seorang penulis yang terbiasa menorehkan secerca pemikiran akademis lewat karya ilmiah atau sejenisnya, tentu sistematika Lembar Pengesahan, Abstrak, Latar Belakang, Rumusan Masalah, dan seterusnya adalah hal yang sudah dianggap “biasa”. Namun kali ini saya ingin menyoroti satu bagian yang suatu waktu membuat saya tergelitik dan “tersindir”, yaitu Tujuan.

Mengapa tersindir? Ya, siapapun tahu bahwa Tujuan seyogiannya adalah hasil copy dan paste dari Rumusan Masalah, se-simple itu. Tinggal mengubah beberapa kata di awal dan mengganti tanda tanya di akhir menjadi titik. Bahkan beberapa penulis ilmiah muda tak jarang membingungkan kemiripan antara Rumusan Masalah dan Tujuan, “kok mirip banget?”, “kok copy paste?”.

Suatu hari saya pernah terketuk oleh suatu renungan yang menurut saya relevan dengan bagaimana ringannya menorehkan Tujuan dalam setiap karya ilmiah yang pernah saya tulis. Berawal dari makna Tujuan. Tujuan merupakan satu atau lebih poin yang akan menjadi titik penyimpulan akhir dari seluruh proses pembuatan karya ilmiah, entah dari hasil penelitian eksperimental maupun literatural. Serumit apapun proses ilmiah yang dijalani, pada akhirnya akan kembali ke Tujuan. Sekompleks apapun pembahasan terhadap hasil penelitian yang kita tuliskan dengan berbagai landasan pustaka, toh kesimpulan yang akan ditarik juga tidak pernah menyimpang dari Tujuan yang telah anda tuliskan dengan sederhana di awal karya.

Lalu, apa penulisan Tujuan hanya sebagai pemanis semata? Atau mungkin hanya akal-akalan saintis lampau agar karyanya menjadi sok intelek tanpa tahu pasti makna penulisan Tujuan? Oh, tentu saja tidak. Suatu waktu otak saya pernah tersenggol dengan bagaimana hidup ini berawal dan apa makna utama yang akan kita peroleh di akhir nanti. Kehidupan ini pada dasarnya tersusun atas satu Tujuan besar yang tersusun atas Tujuan-Tujuan kecil. Apapun ideologi anda, di tulisan ini saya ingin menyoroti ideologi saya pribadi yang boleh jadi akan sependapat atau mungkin silang pendapat. Ideologi ke-Tuhanan yang menggiring saya akan kepercayaan bahwa Tujuan hidup saya adalah penyembahan kepada Sang Pencipta yang pada akhirnya akan kita pertanggungjawabkan di akhir kelak. Ibaratlah sebuah karya ilmiah, Tujuan hidup tersebut merupakan Tujuan utama yang dicanangkan di awal Bab untuk menjadi landasan langkah-langkah ilmiah yang akan anda ambil selanjutnya.

Bukan seperti binatang, manusia adalah makhluk Tuhan yang kreatif dan dinamis. Ya, tentu akan memaknai tujuan utama penciptaan tidak hanya aktivitas ibadah yang konservatif, namun mereka yang cerdas akan memaknai seluruh kegiatan mereka untuk beribadah. Makan untuk beribadah, mencari uang untuk ibadah, kaya untuk ibadah, punya mobil untuk ibadah, dan aneka pernak-pernik lain yang diujungkan untuk ibadah. Anggaplah bentuk-bentuk ibadah di atas adalah segenap rangkaian penelitian yang anda lakukan di Bab III, Metodologi, yang sepantasnya tidak boleh lepas dari landasan teori pada Bab 2. Pada Bab 2 inilah panduan dan tuntunan jalan perlakuan anda selama penelitian, mungkin dalam kehidupan nyata ibaratkan Bab ini adalah pesan-pesan Tuhan agar manusia selamat hingga di akhir penelitian, hingga di akhir kehidupan.

Namun terkadang manusia terlalu terlena dengan Manfaat yang ia tulis di awal bab, persis tertulis setelah Tujuan. Ia terlena dengan aneka nikmat dari serangkaian proses yang perlu ia jalani hingga ia melupakan makna kehadirannya di dunia, hingga ia lupa Tujuan yang telah ia tulis tepat di atasnya. Inilah pentingnya agar seorang penulis ilmiah perlu mampu membedakan apa itu Tujuan dan apa itu Manfaat. Tujuan akan menjadi bahan pertanggungjawaban di akhir bab nanti, sedangkan Manfaat adalah hal-hal positif yang dapat diambil selama atau setelah serangkaian proses penelitian dilakukan. Begitupun dengan manusia, kebanyakan mereka melupakan Tujuan utama mereka di dunia ini, mereka hanyut dalam hingar bingar Manfaat. Apa akibatnya? Mereka lalai dengan Tujuan besar yang telah ia canangkan dari proses kehidupan yang ia tempuh, mereka memilih menikmati serangkaian Manfaat semu yang hanya ia peroleh selama kehidupan, namun tidak setelah kehidupan.

Kelalaian terhadap Tujuan Penelitian, dan gelapnya mata oleh Manfaat Penelitian akan berakibat fatal pada gagalnya penelitian yang dilakukan. Simpulan yang ditarik di Bab 5 akan lepas dan tidak korelatif dengan serangkaian proses yang anda jalani, jika anda melupakan Tujuan anda. Sebaik-baik ilmuan adalah ia yang sistematis sesuai dengan Tujuan risetnya, secerdas-cerdas manusia adalah ia yang fokus dengan Tujuan kehidupannya.
Sumber : http://nanda-idea.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar